Inflasi pada sektor
pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir mencapai angka 20 persen
setiap tahunnya, sekitar dua kali lipat inflasi rata-rata yang hanya sekitar 10
persen per tahun. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada kenaikan biaya
pendidikan dari tahun ke tahun. Selain itu,
hal lain yang juga sering
terlupakan adalah faktor biaya hidup (biaya buku, seragam, akomodasi, dan
lainnya) terutama saat memasuki jenjang universitas, dimana biaya tersebut
dapat mencapai sekitar 30 – 40 persen dari total biaya pendidikan yang harus
dipersiapkan.
Namun, masih banyak orang tua yang salah kaprah
dengan berpikir bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mahal. Banyak
orangtua yang lalu memaksakan diri dengan alasan apapun akan dilakukan asalkan
si anak mendapat pendidikan terbaik. Padahal, menurut psikolog Dr Rose Mini A.
Prianto MPsi, pendidikan yang baik bagi anak adalah pendidikan yang sesuai
dengan bakat dan minat anak, juga sesuai dengan keuangan orang tua.
“Dalam memilih sekolah, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yakni kondisi orang tua, kondisi anak, dan kondisi sekolah.
Sesuaikan ketiga aspek ini untuk membuat perencanaan pemilihan sekolah anak,”
ujar Mbak Rommy, demikian sapaan psikolog ini, dalam pembukaan acara “Knowing
Your Qids – Building a Better Future” yang diadakan Sequislife, di Puri Indah
Mal, Jakarta.
Kondisi orang tua
Orang tua harus memikirkan kembali visi dan misi keluarga. Dengan mengetahui visi-misi, orang tua mengetahui apa yang diharapkan dari anak ketika menjalani proses pendidikan. Orang tua juga harus menentukan dari segi apa sebuah institusi pendidikan dipilih, apakah dari segi agama, nasional, atau internasional. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang keluarga. Perlu diingat juga, orang tua bertanggung jawab atas pendidikan apapun yang diberikan kepada anak.
Orang tua harus memikirkan kembali visi dan misi keluarga. Dengan mengetahui visi-misi, orang tua mengetahui apa yang diharapkan dari anak ketika menjalani proses pendidikan. Orang tua juga harus menentukan dari segi apa sebuah institusi pendidikan dipilih, apakah dari segi agama, nasional, atau internasional. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang keluarga. Perlu diingat juga, orang tua bertanggung jawab atas pendidikan apapun yang diberikan kepada anak.
Evaluasi orang tua juga harus meliputi kondisi keuangan
keluarga. Jangan memaksakan menyekolahkan anak di tempat yang mahal, padahal
orang tua tak bisa mendukung dari segi biaya dan pendidikan di rumah. Jika
memasukkan anak ke sekolah internasional, orang tua juga harus membiasakan anak
untuk berbicara dalam bahasa internasional selama berada di rumah.
Jangan menganggap bahwa sekolah adalah pengganti
orang tua. Sekolah adalah pendidikan formal yang harus didukung dengan
kehidupan sehari-hari di rumah. Orang tua harus kompeten untuk membiasakan anak
belajar dengan kompetensi yang baik, sesuai standar sekolahnya.
Kondisi anak
Sebelum memilih sekolah, orang tua juga harus menganalisa terlebih dahulu potensi anak. Jangan sampai anak merasa tertekan dengan sekolah yang tidak diinginkannya. Orang tua bisa melakukan evaluasi potensi kecerdasan anak, sikap belajar, kepribadian, dan minat anak untuk bisa menentukan fokus pendidikan anak.
Sebelum memilih sekolah, orang tua juga harus menganalisa terlebih dahulu potensi anak. Jangan sampai anak merasa tertekan dengan sekolah yang tidak diinginkannya. Orang tua bisa melakukan evaluasi potensi kecerdasan anak, sikap belajar, kepribadian, dan minat anak untuk bisa menentukan fokus pendidikan anak.
Kondisi sekolah
Orang tua dapat memilah sekolah berdasarkan tiga hal, yakni program belajar, guru, dan fasilitas. Program belajar dapat dilihat dari konsep dan sistem pengajaran yang diberlakukan di sekolah tersebut. Orang tua bisa bertanya kepada pihak sekolah untuk mengetahui hal ini. Kemudian yang harus diperhatikan adalah kondisi guru. Orang tua juga harus mengetahui kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Dan yang terakhir, adalah fasilitas. Orang tua bisa berkeliling sekolah untuk melihat fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti halaman, ruang belajar, tempat bermain, ruang guru, alat peraga, dan perpustakaan.
Orang tua dapat memilah sekolah berdasarkan tiga hal, yakni program belajar, guru, dan fasilitas. Program belajar dapat dilihat dari konsep dan sistem pengajaran yang diberlakukan di sekolah tersebut. Orang tua bisa bertanya kepada pihak sekolah untuk mengetahui hal ini. Kemudian yang harus diperhatikan adalah kondisi guru. Orang tua juga harus mengetahui kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Dan yang terakhir, adalah fasilitas. Orang tua bisa berkeliling sekolah untuk melihat fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti halaman, ruang belajar, tempat bermain, ruang guru, alat peraga, dan perpustakaan.
Bijaksana dalam memilih
sekolah untuk anak Anda
Inflasi pada sektor
pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir mencapai angka 20 persen
setiap tahunnya, sekitar dua kali lipat inflasi rata-rata yang hanya sekitar 10
persen per tahun. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada kenaikan biaya
pendidikan dari tahun ke tahun. Selain itu,
hal lain yang juga sering
terlupakan adalah faktor biaya hidup (biaya buku, seragam, akomodasi, dan
lainnya) terutama saat memasuki jenjang universitas, dimana biaya tersebut
dapat mencapai sekitar 30 – 40 persen dari total biaya pendidikan yang harus
dipersiapkan.
Namun, masih banyak orang tua yang salah kaprah
dengan berpikir bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mahal. Banyak
orangtua yang lalu memaksakan diri dengan alasan apapun akan dilakukan asalkan
si anak mendapat pendidikan terbaik. Padahal, menurut psikolog Dr Rose Mini A.
Prianto MPsi, pendidikan yang baik bagi anak adalah pendidikan yang sesuai
dengan bakat dan minat anak, juga sesuai dengan keuangan orang tua.
“Dalam memilih sekolah, ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yakni kondisi orang tua, kondisi anak, dan kondisi sekolah.
Sesuaikan ketiga aspek ini untuk membuat perencanaan pemilihan sekolah anak,”
ujar Mbak Rommy, demikian sapaan psikolog ini, dalam pembukaan acara “Knowing
Your Qids – Building a Better Future” yang diadakan Sequislife, di Puri Indah
Mal, Jakarta.
Kondisi orang tua
Orang tua harus memikirkan kembali visi dan misi keluarga. Dengan mengetahui visi-misi, orang tua mengetahui apa yang diharapkan dari anak ketika menjalani proses pendidikan. Orang tua juga harus menentukan dari segi apa sebuah institusi pendidikan dipilih, apakah dari segi agama, nasional, atau internasional. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang keluarga. Perlu diingat juga, orang tua bertanggung jawab atas pendidikan apapun yang diberikan kepada anak.
Orang tua harus memikirkan kembali visi dan misi keluarga. Dengan mengetahui visi-misi, orang tua mengetahui apa yang diharapkan dari anak ketika menjalani proses pendidikan. Orang tua juga harus menentukan dari segi apa sebuah institusi pendidikan dipilih, apakah dari segi agama, nasional, atau internasional. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang keluarga. Perlu diingat juga, orang tua bertanggung jawab atas pendidikan apapun yang diberikan kepada anak.
Evaluasi orang tua juga harus meliputi kondisi keuangan
keluarga. Jangan memaksakan menyekolahkan anak di tempat yang mahal, padahal
orang tua tak bisa mendukung dari segi biaya dan pendidikan di rumah. Jika
memasukkan anak ke sekolah internasional, orang tua juga harus membiasakan anak
untuk berbicara dalam bahasa internasional selama berada di rumah.
Jangan menganggap bahwa sekolah adalah pengganti
orang tua. Sekolah adalah pendidikan formal yang harus didukung dengan
kehidupan sehari-hari di rumah. Orang tua harus kompeten untuk membiasakan anak
belajar dengan kompetensi yang baik, sesuai standar sekolahnya.
Kondisi anak
Sebelum memilih sekolah, orang tua juga harus menganalisa terlebih dahulu potensi anak. Jangan sampai anak merasa tertekan dengan sekolah yang tidak diinginkannya. Orang tua bisa melakukan evaluasi potensi kecerdasan anak, sikap belajar, kepribadian, dan minat anak untuk bisa menentukan fokus pendidikan anak.
Sebelum memilih sekolah, orang tua juga harus menganalisa terlebih dahulu potensi anak. Jangan sampai anak merasa tertekan dengan sekolah yang tidak diinginkannya. Orang tua bisa melakukan evaluasi potensi kecerdasan anak, sikap belajar, kepribadian, dan minat anak untuk bisa menentukan fokus pendidikan anak.
Kondisi sekolah
Orang tua dapat memilah sekolah berdasarkan tiga hal, yakni program belajar, guru, dan fasilitas. Program belajar dapat dilihat dari konsep dan sistem pengajaran yang diberlakukan di sekolah tersebut. Orang tua bisa bertanya kepada pihak sekolah untuk mengetahui hal ini. Kemudian yang harus diperhatikan adalah kondisi guru. Orang tua juga harus mengetahui kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Dan yang terakhir, adalah fasilitas. Orang tua bisa berkeliling sekolah untuk melihat fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti halaman, ruang belajar, tempat bermain, ruang guru, alat peraga, dan perpustakaan.
Orang tua dapat memilah sekolah berdasarkan tiga hal, yakni program belajar, guru, dan fasilitas. Program belajar dapat dilihat dari konsep dan sistem pengajaran yang diberlakukan di sekolah tersebut. Orang tua bisa bertanya kepada pihak sekolah untuk mengetahui hal ini. Kemudian yang harus diperhatikan adalah kondisi guru. Orang tua juga harus mengetahui kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Dan yang terakhir, adalah fasilitas. Orang tua bisa berkeliling sekolah untuk melihat fasilitas yang disediakan oleh sekolah seperti halaman, ruang belajar, tempat bermain, ruang guru, alat peraga, dan perpustakaan.
Bijaksana dalam memilih
sekolah untuk anak Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar