Dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti asal
Inggris, disimpulkan bahwa gas metana yang dikeluarkan oleh dinosaurus-lah yang
menyebabkan punahnya hewan raksasa tersebut. Menurut kalkulasi, makhluk
prasejarah itu telah menghembuskan lebih dari 520 juta ton metana per tahun ke
udara. Angka ini cukup untuk menghangatkan planet Bumi dan mempercepat
kepunahan mereka sendiri.
Sampai saat ini, hantaman asteroid dan aktivitas
vulkanik sekitar 65 juta tahun lalu disebut-sebut sebagai penyebab punahnya
dinosaurus. Namun, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology tersebut,
sauropod raksasa pemakan tanaman merupakan spesies yang dituduh sebagai
penyebabnya.
Sebagai gambaran, seekor argentinosaurus berbobot
sekitar 90 ton dan memiliki panjang 42 meter, rata-rata mengonsumsi setengah
ton tanaman pakis per hari. Dia akan memproduksi banyak metana saat ia
menguraikan makanan tersebut di saluran pencernaan, lalu mengeluarkan gas
tersebut lewat saluran pembuangan.
Untuk itu, professor Graeme Ruxton dari St. Andrews
University, Skotlandia dan peneliti David Wilkinson dari Liverpool John Moores
University, coba menghitung seberapa banyak gas rumah kaca yang diproduksi oleh
miliaran ekor dinosaurus sepanjang era Mesozoikum yang dimulai 250 juta tahun
lalu.
“Menggunakan model matematika sederhana, diketahui
bahwa mikroba yang tinggal di dalam tubuh dinosaurus sauropod telah memproduksi
metana dalam jumlah yang cukup untuk menghadirkan efek signifikan bagi iklim
era Mesozoikum,” kata Wilkinson. “Bahkan, perhitungan kami mengindikasikan
bahwa dinosaurus ini menghasilkan metana jauh lebih banyak dibandingkan dengan
gabungan seluruh metana yang diproduksi oleh alam dan manusia masa kini,”
ucapnya.
Produksi metana para dinosaurus yang mencapai 520
juta ton per tahun sebanding dengan emisi gas rumah kaca produksi alam dan
akibat ulah manusia saat ini. Jumlahnya, menurut para peneliti, sekitar 21 kali
lebih kuat dibandingkan dengan CO2 dalam memerangkap suhu panas di permukaan
Bumi dan menyebabkan perubahan iklim. Sebagai perbandingan, sapi dan
hewan-hewan ternak yang ada di seluruh dunia saat ini hanya memproduksi 100
juta ton metana per tahun.
(Abiyu Pradipa. Sumber: FoxNews)
(Abiyu Pradipa. Sumber: FoxNews)
Dari sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti asal
Inggris, disimpulkan bahwa gas metana yang dikeluarkan oleh dinosaurus-lah yang
menyebabkan punahnya hewan raksasa tersebut. Menurut kalkulasi, makhluk
prasejarah itu telah menghembuskan lebih dari 520 juta ton metana per tahun ke
udara. Angka ini cukup untuk menghangatkan planet Bumi dan mempercepat
kepunahan mereka sendiri.
Sampai saat ini, hantaman asteroid dan aktivitas
vulkanik sekitar 65 juta tahun lalu disebut-sebut sebagai penyebab punahnya
dinosaurus. Namun, dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Current Biology tersebut,
sauropod raksasa pemakan tanaman merupakan spesies yang dituduh sebagai
penyebabnya.
Sebagai gambaran, seekor argentinosaurus berbobot
sekitar 90 ton dan memiliki panjang 42 meter, rata-rata mengonsumsi setengah
ton tanaman pakis per hari. Dia akan memproduksi banyak metana saat ia
menguraikan makanan tersebut di saluran pencernaan, lalu mengeluarkan gas
tersebut lewat saluran pembuangan.
Untuk itu, professor Graeme Ruxton dari St. Andrews
University, Skotlandia dan peneliti David Wilkinson dari Liverpool John Moores
University, coba menghitung seberapa banyak gas rumah kaca yang diproduksi oleh
miliaran ekor dinosaurus sepanjang era Mesozoikum yang dimulai 250 juta tahun
lalu.
“Menggunakan model matematika sederhana, diketahui
bahwa mikroba yang tinggal di dalam tubuh dinosaurus sauropod telah memproduksi
metana dalam jumlah yang cukup untuk menghadirkan efek signifikan bagi iklim
era Mesozoikum,” kata Wilkinson. “Bahkan, perhitungan kami mengindikasikan
bahwa dinosaurus ini menghasilkan metana jauh lebih banyak dibandingkan dengan
gabungan seluruh metana yang diproduksi oleh alam dan manusia masa kini,”
ucapnya.
Produksi metana para dinosaurus yang mencapai 520
juta ton per tahun sebanding dengan emisi gas rumah kaca produksi alam dan
akibat ulah manusia saat ini. Jumlahnya, menurut para peneliti, sekitar 21 kali
lebih kuat dibandingkan dengan CO2 dalam memerangkap suhu panas di permukaan
Bumi dan menyebabkan perubahan iklim. Sebagai perbandingan, sapi dan
hewan-hewan ternak yang ada di seluruh dunia saat ini hanya memproduksi 100
juta ton metana per tahun.
(Abiyu Pradipa. Sumber: FoxNews)
(Abiyu Pradipa. Sumber: FoxNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar